Senin, 19 Desember 2011

laporan praktikum alga dan jamur

Tugas mandiri
LAPORAN HASIL PENELITIAN BIOLOGI UMUM
TUMBUHAN ALGA DAN JAMUR
Oleh :
Nama : Ulfa Asyifaa
NPM : 1111050039
Jurusan/sem. : matematika/satu (I)
Kelas : c
Dosen pembimbing : Rohailah, S.Si

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
2011
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Seiring dengan kasih saying Allah yang telah Dia limpahkan kepada kita, mari kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, karena sesungguhnya kita ini tidaklah akan mengetahui daripada petunjuk-Nya itu jika Allah tidak mengajarkan pengetahuan-Nya itu kepada kita.
Maka mari kita lapangkan rongga dada yang seluas-luasnya, agar kita bias menerima atas apa yang Allah akan ajarkan daripada pengetahuan-Nya itu kepada kita, yaitu agar kita bias melaksanakan daripada perintah-Nya dengan benar. Dan sungguh tidaklah dating peringatan dari sisi Allah kepada kita atas apa yang telah kita kerjakan dari perintah-Nya itu, jika apa yang telah kita kerjakan itu adalah benar. Akan tetapi, dikarenakan ada kekurangan atau kesalahan dalam mengerjakan perintah-Nya, maka sudah sepantasnya bahwa kita itu akan mendapatkan peringatan atau teguran, agar kita mau menghentikan dari kesalahannya itu, kemudian kita berusaha untuk memperbaiki sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.
Dengan ini patutlah kita syukuri bahwa semua yang baik itu memang datang dari Allah, dan yang buruk adalah kelalaian manusia. Maka dari itu bersyukurlah atas kami diberinya wawasan untuk menyelesaikan “hasil laporan praktikum biologi umum ini”. Semoga kita dapat memperbaikinya lagi sehingga bermanfaat untuk orang lain dikemudian hari. Amin

Penulis


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....   i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..   ii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………….………   1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………...   2
BAB III. METODOLOGI………………………………………………………...  3
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN……………………...   4
BAB V. KESIMPULAN ………………………………………………………...   8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...……..  9
BAB I
PENDAHULUAN

Jamur (fungi) banyak kita temukan di lingkungan sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir di semua tempat di mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani tahapan istirahat atau meghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur disebut mikologi. Kebanyakkan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang, yang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut miselium. 
Tujuan diadakannya pratikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam jenis alga, memahami habitat kehidupan alga, dan juga memahami struktur tubuh jamur, serta memahami pengembangbiakan tumbuhan jamur melalui charta.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Alga merupakan tumbuhan talus yaitu tumbuhan yang struktur organ tubuhnya belum dapat dibedakan dengan jelas(Puty,2001). Tubuhnya memiliki sel tunggal dan juga sel banyak, yang berpigmen dan berklorofil. Umumnya tumbuhan ganggang hidup di tempat yang lembab, baik di air tawar maupun air laut. Semua alga mengandung klorofil tetapi ada pigmen lain yang ,menyusun yang terkandung dalam plastida.
Ada dua macam plastida pada alga (kecuali Cyanophyta)
a. Kloroplas : mengandung klorofil dan dapat juga terkandung pigmen lain yaitu xantofil dan karotin.
b. Kromoplas (kromatofor ) pembawa zat warna lain dari krorofil seperti pigmen xantofil dan karotin.
Dengan demikian alga dapat berfotosintesis. Ganggang berkembang biak dengan cara vegetatif dan generative (
http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/03/).
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004). Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004). Selain itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease (Margiono, 1992). Jamur Rhizopos ini biasanya tumbuh pada tempe atau oncom sebagai parasit, bentuknya berwarna putih, tidak mempunyai sekat-sekat, jika tua akan berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan (Sugiri,1984).
BAB III
METODOLOGI

Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah mikroskop, kaca obyek, pipet tetes, cover glass, dan spatula. Sedangkan untuk bahan, digunakan alga yang ada di air kolam, alga yang ada di air selokan, alga yang ada di air sawah, tempe, aquades, dan charta (gambar siklus hidup jamur).
Pertama-tama, mengambil alga yang ada di air kolam. Kemudian mengambil kaca objek, dengan ditetesi air. Lalu letakkan alga tersebut diatasnya. Kemudian ditutup secara perlahan dengan menggunakan kaca penutup dengan membentuk sudut 45 derajat. Kemudian diamati dibawah mikroskop. Gambar hasil pengamatan ada di bab pembahasan.
Kedua, lakukan hal yang sama dengan mengambil alga yang ada di air sawah. Kemudian mengambil kaca objek, dengan ditetesi air. Lalu letakkan alga tersebut diatasnya. Kemudian ditutup secara perlahan dengan menggunakan kaca penutup dengan membentuk sudut 45 derajat. Kemudian diamati dibawah mikroskop. Gambar hasil pengamatan ada di bab pembahasan.
Ketiga, lakukan lagi hal yang sama dengan alga yang lain, yaitu  mengambil alga yang ada di air selokan. Kemudian mengambil kaca objek, dengan ditetesi air. Lalu letakkan alga tersebut diatasnya. Kemudian ditutup secara perlahan dengan menggunakan kaca penutup dengan membentuk sudut 45 derajat. Kemudian diamati dibawah mikroskop. Gambar hasil pengamatan ada di bab pembahasan.
Dan yang terakhir, dengan meneteskan aquades sebanyak 1 kali di atas kaca obyek dengan menggunakan spatula. Kemudian letakkan jamur yang telah kita ambil dari tempe di atas kaca obyek tersebut. Kemudian di aduk dengan perlahan, sesudah itu di tutup dengan kaca penutup. Lalu di amati dibawah mikroskop dengan pembesaran obyektif 10x. Gambar hasil pengamatan  ada di bab pembahasan.















BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
















Dari kegiatan penelitian diatas, tumbuhan ganggang atau algae pada umumnya hidup di perairan, baik air tawar maupun air laut, di tempat yang lembab, dan ada pula yang hidup bersimbosis dengan organism lain. Alga termasuk tumbuhan talus (Thallophyta) dikatakan demikian karena stuktur tubuhnya belum dapat dibedakan dengan jelas. Tubuh ganggang terdiri atas satu sel (unisel) dan ada pula yang banyak sel (multisel). Ganggang yang multisel bentuknya bervariasi, ada yang berbentuk benang (filamen), lembaran, dan ada pula dalam bentuk modifikasi yang lebih kompleks. Ganggang ada beberapa jenis yaitu: Ganggang hijau (Chlorophyta), ciri-cirinya yaitu berwarna hijau, mengandung kloroplas dengan butir pirenoid ditengahnya, hidupnya di air tawar dan juga air laut, tempat yang lembab, dan ada yang bersimbosis dengan jamur, ganggang ini juga berperan sebagai fitoplankton. Ganggang keemasan (Chrysophyta), ciri-cirinya yaitu memiliki pigmen kuning keemasan, tidak memiliki pirenoid, dan kloroplas berukuran kecil-kecil, beberapa jenis memiliki dinding sel dari silikat dan pektin, hidupnya di tempat yang basah, baik di air tawar maupun di air laut. Ganggang coklat (Phaeophyta), ciri-cirinya memiliki pigmen coklat, kebanyakan anggotanya hidup di laut, dan berukuran makroskopis, tubuhnya menyerupai tumbuhan tinggi dan beberapa jenis mempunyai gelembung udara sebagai alat pengapungnya. Sedangkan Ganggang merah (Rhodophyta), ciri-cirinya memiliki pigmen merah dan mengandung zat makanan cadangan agar-agar, hampir semua tumbuhan ini hidup dilaut, hanya sepertiga saja yang ada di air tawar, ganggang ini berperan penting dalam konstruksi terumbu karang dan pulau, sedangkan nilai ekonominya menghasilkan agar-agar.
Klasifikasi alga dikelompokkan dalam empat deviso. Pengelompokkan berdasarkan kandungan pigmen yang dominan, zat cadangan makanan, dan bahan penyusun dinding selnya.








Dari hasil penelitian ini, perkembangbiakan jamur ini terjadi secara aseksual dan seksual. Pada perkembangbiakan secara aseksual akan dibentuk spora dalam sporangium yang terletak pada ujung-ujung hifa. Hifa-hifa yang tumbuh tegak pada medium dan terdapat sporangium pada ujung-ujungnya disebut sporangiosfor. Sporangium yang matang akan pecah dan mengahasilkan spora, kemudian dengan bantuan angin ( anemokori ). Spora akan terbawa jauh dari kelompoknya. Spora yang terbawa angin bila jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi jamur yang baru. Perkembangbiakan seksual pada jamur berlangsung secara konjugasi, yaitu terjadi perpindahan materi yang berbeda muatan. Proses konjugasi terjadi pada tubuh-tubuh hifa yang berlainan jenis. Pada ujung-ujung hifa akan terbentuk gametongium yang bersifat haploid ( n ), kemudian gametongium yang berlainan jenis akan melakukan fusi ( penggabungan ) sehingga mengahasilkan zigospora yang bersifat diploid ( 2n ). Jamur ini dalam keadaan zigospora akan resisten terhadap perubahan kondisi lingkungan. Bila kondisi lingkungan kembali menjadi normal, maka zigospora akan akan berkecambah dan membentuk hifa-hifa yang haploid ( n ). Hifa-hifa yang tumbuh akan membentuk sporangium, kemudian menghasilkan spora.
Dari uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa fase haploid dengan siklus hidup Rhizopus, sp lebih panjang atau lama jika dibandingkan dengan fase diploidnya.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Spora yang dihasilkan oleh cara perkembangbiakan seksual dan aseksual berbeda. Apabila secara aseksual, spora dihasilkan terjadi pada pembelahan mitosis. Dan apabila secara seksual, spora dihasilkan terjadi pada pembelahan meiosis.
Seperti halnya keterangan diatas pada umumnya Phycomycetes hidup sebagai saprofit walaupun ada juga yang hidup sebagai parasit. Jamur ini secara saprofit digunakan dalam pembuatan tempe, Rhizopus oryzae. Species ini dapat mengubah amilum menjadi dekstros, dapat memecah protein dan lemak yang ada didalam sel kedelai dan kacang. Dengan demikian maka tempe itu seakan-akan lebih tersedia untuk dicernakan diperut kita.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN

 

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA


http://idonkelor.blogspot.com/2009/03/klasifikasi-alga.html

http://jeniz-jamure.blogspot.com/2008/11/jamur-rhizopus.html

http://kehidupanalamsemesta.blogspot.com/2010/09/fungsi-jamur.html

http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/03/euglenophyta-alga-berflagel.html
Pratiwi, D. A. Maryati, Bambang, S. 2006. Biologi Jilid 1.Jakarta: Erlangga
Prawirohartono, Slamet.1990.Buku pelajaran SMA biologi.Erlangga.Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar